Monday, 16 October 2017

Interview: THE SUSE


THE SUSE adalah band hardcore/punk dari Indonesia didokongi Gandung (Vocal), Muhsin (Guitar), Dian (Bass) dan Ronna (Drum). Nama “suse” itu diambil dari dua nama kota dan desa tempat asalnya mereka iaitu Sukoharjo dan Serenan, di Jawa Tengah. The Suse baru sahaja (bulan Oktober 2017 ini) merilis raw/noise demo format CD-R dan kaset; berisi 5 lagu, berdurasi 6:11 minit, semuanya diusahakan secara kolektif bersama teman-teman mereka. “Demo 2017” tidaklah begitu baik dari sudut sound quality, akan tetapi The Suse harus dilihat pada kejujuran karya dan penyampaiannya. Ayo dekati The Suse menerusi interview ini.

Apa khabar? Apa latest news dari The Suse?
Alhamdulilah kabar baik, kabar terbaru dari kami bulan ini kami merilis demo yang kami record dan produksi secara mandiri.

Gimana ya terbentuknya The Suse dan apa tujuan band ini ditubuhkan?
Kami terbentuk pada pertengahan 2015, dengan latar belakang band berbeda-beda. Misalkan, drummer kami Aronna dia juga mengisi drum di band lamanya Tackle Out Hc, trus ada vokal kami Gandung, dia pernah membuat band yang memainkan lagu-lagu dari Toxic Holocaust. Sedangkan saya (Dian) dan guitaris Muhsin pernah tergabung pada sebuah band metalcore Tendencies.


Apa motif pengeluaran “A Tribute to Ramones”?
Kebetulan kami semua suka Ramones, dan sudah jarang sekali band di Sukoharjo yang memainkan lagunya, jadi kita mainin lagi deh.

Terus The Suse tampil dengan “Demo 2017” berisi 5 original tracks. Bisa ceritain tentang song-writings & recordings demo tersebut?
Untuk penulisan lagu awalnya kami menulis lirik dulu, setelah itu baru guitaris kami (Muhsin) atau Gandung mencari riff riff guitar yang sekiranya pas dengan lirik. Setelah itu kami kembangkan lagi di studio bersama drum dan bass. Proses recording kami melakukan sendiri, dan mixing dibantu oleh teman kami yang dulu juga pernah se band dengan saya, Firman Widodo.

Gimana respon pendengar terhadap “Demo 2017”?
Belum banyak yang merespon, kalau menurut temen katanya Black Flag banget. padahal sih beda jauh. Hahaha!

Jelaskan dengan baik direksi musik The Suse? Band seperti apa yang memberi inspirasi kepada The Suse?
Awal terbentuk kami ingin memainkan musik band-band hc 80s seperti Black Flag, Minor Threat gitu. Seiring berjalannya waktu kami bermain se enaknya sendiri. Karena kami tidak hanya menyukai satu genre musik saja. Bahkan kami sangat open dengan berbagai jenis musik lain.

Emangnya kamu suka sound yang raw/noise?
Kami suka band-band dengan rekaman raw, menurut kami itu natural banget. Sekarang hampir semua band bermain bersih dan bagus, tapi kami belum bisa untuk itu. Skill kami pas-pas an.


Apa ya yang tertulis dan disampaikan menerusi lirik-lirik kalian?
Kebetulan saya yang menulis lirik pada dua lagu di demo ini, 3 lainnya ditulis oleh Gandung (Voc). Kalau lirik yang saya tulis itu di lagu Bad! But, I’m Happy menceritakan tentang ketika saya melakukan sesuatu yang menurut orang lain buruk, tapi tidak menurut saya dan saya senang melakukan hal itu. Hahaha.. Sedangkan lagu Can’t Be the Best itu tentang curhatan saya ketika banyak orang di sekitar saya mulai memikirkan dirinya sendiri dan lupa akan apa yang ada di sekitar mereka.
(G): Listen to Black Flag, itu karena kami suka sound hc 80s seperti Black Flag. Who Are They?! Lagu ini untuk mereka yang suka mengatur orang lain. Feelin’ Strange saya nggak tau artinya. Haahaha..

Ceritain tentang skena hardcore/punkrock di tempat kamu?
Skena disini bagus, berjalan menurut keyakinannya masing-masing. The Suse tidak tergabung dengan skena manapun. Kami berteman dengan semua skena disini, mulai dari hc/punk/metal. Kami memilih untuk tidak terikat dan bebas saja ikut sana sini.

The Suse sering manggung?
Tidak, dalam waktu 2 tahun ini kami hanya bermain tidak lebih dari 10 kali.

Apa ya rencana The Suse seterusnya?
Project selanjutnya kami akan split demo dengan Nerv (Wuppertal-Germany) yang akan kami rilis sendiri secara kolektif.

Last words?
Kami membuka pertemanan dengan siapapun, selama tidak merugikan satu sama lain. Terima kasih untuk Noise From Hell Zine!


No comments:

Post a Comment